JalaluddinRakhmat, "Psikologi Komunikasi Edisi Revisi" (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005), h. 27-31 . 4. Latar Belakang Sosial Budaya Bahasa dan gaya komunikasi akan sangat dipengaruhi oleh faktor- faktor budaya. Budaya juga akan membatasi cara bertindak dan berkomunikasi. Menurut Scott. Scott M. Cultip dan Allen H. Center dalam bukunya, Effective Public Relation, terdapat tujuh faktor komunikasi. 1. Kepercayaan credibility Proses komunikasi sangat dipengaruhi oleh faktor kepercayaan dalam hal ini komunikasi terjadi karena antara komunikator dengan komunikasn saling mempercayai dan saling memerlukan. Apabila tidak ada kepercayaan maka proses komunikasi tidak akan berlangsung. Apabila tidak tejadi kontak atau hubungan maka komunikasi tidak akan terjadi. Keberhasilan komunikasi berhubungan erat dengan situasi atau kondisi lingkungan ketika komunikasi berlangsung. Komunikasi harus dapat menimbulkan rasa puas dari kedua belah pihak. Kepuasan akan tercapai apabila berita atau pesan yang dikirim komunikator dapat diterima dan dimengerti oleh komunikan. Selanjutnya komunikan memberikan reaksi atau respon kepada komunikator. Faktor kejelasan sangat penting dalam proses komunikasi. Kejelasan itu meliputi kejelasan isi berita, kejelasan tujuan yang hendak dicapai, dan kejelasan kata-kata yang dipergunakan dalam komunikasi. faktor komunikasi 5. Kesinambungan dan konsisten continuity and consistensy Komunikasi dapat berlangsung jika terjadi kesinambungan dan konsistensi hubungan dari kedua belah pihak. Dalam hal ini komunikasi perlu dilakukan terus menerus dan konsisten. Selain itu informasi yang disampaikan jangan saling bertentangan. 6. Kemampuan komunikan capability of audience Kemampuan komunikan sangat menetukan dalam proses komunikasi. Dalam hal ini pengiriman berita atau pesan perlu disesuaikan dengan tingkat pengetahuan dan pengalaman pihak penerima berita. Oleh karena itu, komunikator harus menghindari penggunaan istilah-istilah yang sukar dipahami oleh komunikan. 7. Saluran pengiriman berita channels of distribution Saluran atau sarana yang dipergunakan dalam pengiriman berita merupakan faktro yang penting dalam berkomunikasi. Agar proses komunikasi dapat berlangsung, perlu dipakai saluran atau media komunikasi yang sudah biasa digunakan oleh masyarakat umum. Media yang biasa digunakan masyarakat umum adalah media cetak dan media elektrik. C Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Konsumen. 3. Strategi Komunikasi. Komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia. Dengan berkomunikasi manusia dapat saling berhubungan dengan satu sama lain dalam berbagai kehidupan. Menurut Hovland, Janis & Kelley dalam Arni Muhammad (2007:2) komunikasi adalah proses individu mengirim stimulus yang Seperti kita ketahui, terdapat bermacam-macam faktor penghambat komunikasi yang bisa saja terjadi selama proses berlangsungnya komunikasi. Hambatan-hambatan komunikasi tersebut bagaimana pun juga bisa menyebabkan proses komunikasi yang efektif menjadi tidak terjadi. Inilah yang kemudian menjadi alasan bahwa kita harus mampu mengidentifikasi beberapa macam faktor dari penghambat komunikasi sehingga kita bisa meminimalisir permasalahan yang mungkin saja ada 8 macam faktor yang bisa menjadi hambatan dalam komunikasi. Faktor-faktor ini tentusaja akan sangat bergantung dari jenis dan tipe komunikasi yang sedang berlangsung. Tidak dipungkiri juga bahwa kemungkinan faktor lain dari hambatan komunikasi juga bisa di luar dari apa yang disebutkan di sini. Namun paling tidak, kita bisa mengetahui beberapa gambarannya secara umum sebagai berikutFaktor Pengirim PesanFaktor pengirim pesan bisa menjadi salah satu hambatan pada saat komunikasi berlangsung. Biasanya, pengirim pesan tidak mampu menyampaikan apa yang akan menjadi inti pesan yang akan disampaikan sehingga terjadi permasalahan ini. Pengirim pesan yang juga tidak menjelaskan apa informasi yang akan disampaikan dengan tepat bisa menyebabkan proses komunikasi kurang efektif. Tidak hanya itu saja, komunikasi yang terjadi juga akan cenderung menjadi kurang Penerima PesanFaktor penghambat selanjutnya justru bisa muncul dari penerima pesan. Ketidakmampuan penerima pesan dalam menerjemahkan isi pesan dari sender menyebabkan komunikasi menjadi terhambat. Umumnya ini terjadi apabila penerima pesan tidak bisa mengenali atau fokus terhadap pesan yang disampaikan. Contohnya, saat seseorang sedang kurang fokus dalam suatu pembicaraan, maka bisa saja ia melakukan kesalahan interpretasi. Ini juga faktor yang sering menjadi hambatan komunikasi media yang tepat bisa menjadikan suatu proses komunikasi berjalan dengan lebih tepat, dimana informasi atau isi pesan akan tersalurkan dengan baik. Namun demikian, apabila seseorang salah dalam menggunakan media, maka bisa saja komunikasi yang terjadi menjadi terhambat. Isi pesan menjadi kurang bisa diterima sehingga tujuan awal dari komunikasi tidak tercapai dengan baik. Sebagai contoh, seseorang melakukan penyuluhan kepada kelompok lansia dengan menggunakan media berupa brosur. Tentunya ini akan menjadikan proses penyuluhan tidak berjalan dengan baik karena bisa saja para lansia akan kesulitan untuk membaca informasi yang ada pada brosur. Ini termasuk contoh dalam hambatan komunikasi adalah bagaimana suatu isi pesan dalam komunikasi bisa diteruskan. Apabila terjadi hambatan dalam saluran, tentu saja komunikasi yang berjalan akan berlangsung dengan tidak semestinya. Sebagai contoh, seseorang mengalami gangguan sinyal pada saat melakukan komunikasi via telepon. Ini bisa dikatakan sebagai salah satu gangguan yang disebabkan akibat saluran. Pola komunikasi organisasi yang baik diperlukan agar saluran komunikasi juga tetap sosio-antropologisHambatan dengan faktor sosio-antropologis memiliki makna bahwa hambatan yang terjadi adalah akibat dari faktor sosiologis dan latar belakang budaya individu. Hal ini bisa digambarkan manakala seseorang yang memiliki keyakinan kuat karena pengaruh budayanya, terpapar informasi yang bertentangan dengan kepercayaan sebelumnya. Ini menyebabkan individu tersebut sulit untuk menerima informasi semantisHambatan semantis lebih kepada hambatan yang didasarkan pada bahasa sebagai alat komunikasi. Perbedaan bahasa yang kemudian tidak terjadi proses penerjemahan di sana akan menyebabkan terjadinya hambatan ini. Faktor penghambat komunikasi ini umum terjadi, terutama ketika seseorang dengan kemampuan bahasa yang terbatas mengunjungi wilayah yang bahasanya sangat berbeda jauh dengan bahasa asal psikologisHambatan psikologis bisa muncul manakala proses komunikasi yang berlangsung dipengaruhi oleh ketidaksiapan psikologis, baik dari pihak pengirim atau pun penerima pesan. Hambatan ini akan menyebabkan seseorang menjadi cenderung tidak fokus saat menerima suatu ekologisHambatan ekologis adalah hambatan yang dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Lingkungan yang kurang kondusif akan menyebabkan terhambatnya proses komunikasi yang diinginkan. Faktor yang mempengaruhi komunikasi ini memang sering terjadi. Tentu saja ini berarti bahwa lingkungan harus benar-benar mendukung proses komunikasi agar hambatan ini tidak tadi beberapa macam hambatan yang mungkin saja bisa terjadi dalam proses komunikasi. Dengan meminimalisir faktor penghambat komunikasi tersebut, diharapkan kita bisa melakukan proses komunikasi efektif dan efisien. Kedisiplinanbelajar siswa adalah sikap yang sangat diperlukan dalam proses belajar karena dengan disiplin yang tinggi siswa dapat belajar dengan teratur dan dapat meraih prestasi yang baik. (X2), dan iklim komunikasi kelas (X3) terhadap hasil belajar (Y) sebesar 57,5%. Sedangkan sisanya 42,5% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak ArticlePDF Available Abstractp>The service industry has a substantial contribution compared to agriculture and industry with state revenues. Nevertheless, Indonesia is still the smallest compared to other large populated countries. It also proves that Indonesia has not maximized in exploiting the ability of purchasing power and economic growth achieved. The focus of this paper is to investigate the commitment commitment as central to the development of mercantile marketing. The factors that influence commitment to generate strong relationships are by maintaining a relationship to the level of customer commitment with the company. In particular, examine the factors that influence trust and satisfaction of the customer commitment. Therefore the proposed proposition is the factors that influence economic content, resource content, social content, emotional content trust belief, satisfaction satisfaction and customer commitment relationship in the service industry. dengan nilai VIF 1,123 dengan nilai VIF 1,455 dengan nilai VIF 1,563 0,10 dan semua nilai VIF < yang artinya tidak terjadi multikolinearitas antara variabel independen terhadap variabel dependen model regresi penelitian sudah baik. ...William Paskah HasudunganHarti Budi YantiPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor - faktor yang mempengaruhi kepuasan nasabah di era digital pada mahasiswa Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Universitas Trisakti. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif, dan desain yang digunakan adalah cross sectional survey design. Terdapat dua jenis data yang digunakan yaitu, data primer yang diperoleh langsung dari data penyebaran angket kuesioner dengan Google Form sebagai medianya dan data sekunder yang diperoleh dari hasil penelitian terdahulu. Dengan total sebanyak 104 sampel, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat tiga faktor yang berpengaruh signifikan terhadap kepuasan nasabah bank di era digital pada mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Trisakti yaitu; faktor kualitas fungsional ; Merek atau Kepecayaan ; dan Employee Customer Management.... A website is a compilation of information in the shape of text, script, still or motion images, animation, sound, and a combination of all of them, static or dynamic, which forms a series of interrelated systems, each of which is linked to a page link [1]. In comparison, satisfaction is a person's emotions causing by comparing the perceived product performance or results concerning his expectations [2]. The website must be fun to look at, and the website's use and satisfaction refer to meeting consumers' needs and expectations on the website. ... Jochen WirtzChristopher LovelockCreating and marketing value in today’s increasingly service and knowledge-intensive economy requires an understanding of the powerful design and packaging of intangible’ benefits and products, high-quality service operations and customer information management processes, motivated and competent front-line employees, a loyal and profitable customer base, and the development and implementation of a coherent service strategy to transform these assets into improved business management of customer switching costs has been hampered by the lack of a comprehensive typology for conceptualizing, categorizing, and measuring consumers' perceptions of these costs. This research develops a switching cost typology that identifies three types of switching costs 1 procedural switching costs, primarily involving the loss of time and effort; 2 financial switching costs, involving the loss of financially quantifiable resources; and 3 relational switching costs, involving psychological or emotional discomfort due to the loss of identity and the breaking of bonds. The research then examines the antecedents and consequences of switching costs. The results suggest that consumers' perceptions of product complexity and provider heterogeneity, their breadth of product use, and their alternative provider and switching experience drive the switching costs they perceive. Furthermore, all three switching cost types significantly influence consumers' intentions to stay with their current service provider, explaining more variance than does research examines the benefits customers receive as a result of engaging in long-term relational exchanges with service firms. Findings from two studies indicate that consumer relational benefits can be categorized into three distinct benefit types confidence, social, and special treatment benefits. Confidence benefits are received more and rated as more important than the other relational benefits by consumers, followed by social and special treatment benefits, respectively. Responses segmented by type of service business show a consistent pattern with respect to customer rankings of benefit importance. Management implications for relational strategies and future research implications of the findings are discussed. Ellen GarbarinoMark S. JohnsonSeveral theories of relationship marketing propose that customers vary in their relationships with a firm on a continuum from transactional to highly relational bonds. Few empirical studies have segmented the customer base of an organization into low and high relational groups to assess how evaluations vary for these groups. Using structural equation analysis, the authors analyze the relationships of satisfaction, trust, and commitment to component satisfaction attitudes and future intentions for the customers of a New York off-Broadway repertory theater company. For the low relational customers individual ticket buyers and occasional subscribers, overall satisfaction is the primary mediating construct between the component attitudes and future intentions. For the high relational customers consistent subscribers, trust and commitment, rather than satisfaction, are the mediators between component attitudes and future The study is motivated by business' mixed response to increasing demand for customer service, leaving the question as to its impact on performance open. The study is concerned with the impact of customers' perception of customer service bad/good on variables that are known to drive revenue, customer satisfaction, perceived relative attractiveness, and commitment. Design/methodology/approach Data were collected through a survey among bank customers. Two groups were sampled customers who have experienced good or bad customer service. The hypotheses were tested by applying structural equation modeling and running two group analysis using the PLS and LISREL softwares. Findings Customers that experience bad customer service do take into account the same variables in their evaluation as do customers that experience good customer service. They do however, put different weights on every factor in the evaluation process. Also the strength of the relationships between the variables seems to differ. Typically, analyses showed that customers experiencing bad customer service tend to consider more thoroughly all aspects of the service; the relationships between the variables were stronger and the explained variance of each construct higher, than in the group of customers experiencing good customer service. However, the paths are not different across the groups. Research limitations/implications The paper has only tested the model and hypotheses in one industry. Future research should test the same model using different industries reflecting different customer involvement levels. Practical implications From this study, service managers can learn that investing in customer service in ongoing customer relations is “the right thing to do” as it is linked to customer equity through customers' commitment to the firm. Second, as customer service in such relationships drives perceived relative attractiveness, saving the bottom line by cutting back on the human side of the customer interaction, may harm the firm's competitive position in the marketplace. Originality/value The impact of customer service on key performance variables in ongoing relations has to the knowledge never been studied relationships in services have been insufficiently studied compared to service interactions. In this paper, findings from research on relationships within industrial marketing are applied to consumer services. To manage customer relationships, new concepts are needed in addition to those used in static service quality models. A conceptual framework is presented where perceived service quality and customer satisfaction are related to relationship characteristics. It is suggested that the nature of the relationship is determined by the commitment of both the customer and the service provider to the relationship and by the bonds that exist between businesses increasingly stress the importance of cooperation and collaboration with suppliers and customers, relationship marketing is emerging as the "core" of all marketing activity. In recent years, there has been an explosive growth in business and academic interest in relationship marketing, yet no comprehensive book has been available to present key concepts, theories, and applications. The editors have assembled an authoritative and global cast of chapter contributors and crafted a volume that will become the seminal, founding work in this growing field. Their approach is eclectic, including a broad coverage of topics, diverse theoretical and conceptual paradigms, and global viewpoints. The Handbook of Relationship Marketing covers the entire scope of relationship marketing, including * The domain, evolution, and growth of relationship marketing * The conceptual and theoretical foundations of relationship marketing * Partnership issues that firms must face to enable relationship marketing * New ways of teaching and learning relationship marketing TheronThe turbulent global economic environment has resulted in renewed interest in customer retention, with relationship marketers continuously searching for innovative approaches to enhance retention. A great deal of the marketing literature focuses on especially trust, commitment and satisfaction when managing relationships. The study being reported here challenge the relevance of these three dimensions to the B2B financial services industry. A random sample of 400 clients of a leading South African B2B financial services provider was drawn, and Structural Equation Modelling SEM was used for data analysis. The findings of the study provided new insights that contradict earlier findings reported in the literature. B2B clients appear to apply a heuristic approach by combining trust, commitment and satisfaction into a single LinJames WengYi-Ching HsiehSeveral relationship marketing theories have suggested that businesses could build long-term customer relationships. The purpose of this study is to develop relational bonding strategies for a financial service business and examine the relationship between the various relational bonds and customer trust and commitment under the moderating effects of corporate website usage. The findings of this study are threefold. First, the relational bonds that foster customer trust and commitment can be categorised empirically into three types economic, social and structural bonds. Second, all of these bonds are significantly positively correlated with the customers' trust and commitment. Finally, customer use of a corporate website significantly moderates the relationship between the relational bonds and customer relational performance. Faktoryang Memengaruhi Proses Pembelian Online Sedangkan, faktor-faktor yang memengaruhi kon-sumen dalam melakukan pembelian melalui aplikasi tranportasi online dipengaruhi oleh 3 faktor (Dewi, Suthanaya, dan Sujadi (2019): 1. Faktor sosial, merupakan faktor yang berasal dari luar individu. Biasanya faktor ini berasal dari

Proses komunikasi merupakan unsur terpenting dalam menentukan berhasil atau tidaknya proses penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan yang menjadi tujuan utama dari komunikasi. Jika proses ini berjalan dengan baik, maka hasilnya juga pasti sesuai dengan yang diharapkan oleh komunikator. Begitupun sebaliknya, jika proses komunikasi sudah berantakan, maka komunikasi tidak akan berjalan dengan efektif. Proses komunikasi yang salah inilah yang kemudian menimbulkan misunderstanding atau salah paham. Wajar saja, hal ini dikarenakan proses komunikasi merupakan sebuah jalan yang menjadi perantara penyampaian informasi. Jika jalan tersebut putus atau rusak maka hasilnya pasti berantakan. Baca Juga – Penjelasan Lengkap Komunikasi Definisi dan Pengertian Komunikasi Materi Belajar Public Speaking Gratis Terbaru Unsur Komponen Komunikasi Tujuan Komunikasi Definisi Proses Komunikasi Menurut Para Ahli 1. Joseph A Devito Devito mengatakan bahwa komunikasi adalah suatu proses untuk bertukar informasi dimana setiap komponennya saling berkaitan satu sama lain. Dengan kata lain, dalam proses ini para komunikator yang terdiri lebih dari dua orang saling beraksi dan bereaksi sehingga membentuk sebuah lingkaran yang disebut sebagai “conversation”. Secara lebih lanjut, Devito juga memetakan proses komunikasi ini menjadi dua tahapan, yakni primer dan sekunder. Proses Komunikasi Primer Dalam tahapan proses komunikasi primer, penyampaian informasi akan dilakukan dengan menggunakan simbol-simbol sebagai media. Simbol yang dimaksud disini bukan melulu dalam bentuk kode, namun diwujudkan ke bentuk bahasa, isyarat dan lain sebagainya. Proses Komunikasi Sekunder Sedangkan pada tahap sekunder, proses penyampaian informasi maupun gagasan akan dilakukan dengan menggunakan sarana atau alat sebagai media kedua setelah penggunaan simbol primer. 2. Cangara Cangara menjelaskan bahwa proses komunikasi terdiri dari tujuh unsur yang saling berketergantungan. Unsur-unsur Komunikasi tersebut di antaranya adalah; sumber, pesan, media, penerima, pengaruh, timbal balik dan lingkungan. Jika salah satu unsur tersebut tidak terpenuhi, maka proses komunikasi akan mengalami hambatan atau tidak efektif. 3. Effendy Setiap komunikator menggunakan sarana atau media kedua untuk mengoptimalkan proses komunikasi. Terutama jika pendengarnya berada di tempat berbeda atau jumlah pendengar terlalu banyak sehingga tidak dapat dijangkau. Media yang digunakan juga beragam seperti telepon, surat kabar, radio, televisi dan lain sebagainya. Hal ini dilakukan supaya proses penyampaian informasi menjadi lebih efektif. 4. Kennedy dan Soemanagara Proses komunikasi adalah sebuah proses sosial yang terjadi di antara dua orang atau lebih. Proses ini terjadi dengan cara mengirimkan simbol kepada orang lain. Simbol yang dimaksudkan seperti bahasa, grafik, angka dan lain sebagainya. Disini, Kennedy dan Soemanagara seperti ingin menekankan bahwa proses komunikasi hanya akan berjalan ketika seseorang mengirimkan simbol seperti kata-kata sebagai media. Jika simbol tersebut diterima oleh orang lain yang berada dalam lingkaran komunikan, maka proses komunikasi tersebut dapat dikatakan berhasil. 5. Atep Aditya Barata Proses komunikasi adalah proses pengiriman dan penerimaan pesan yang terjadi antara dua orang atau lebih. Proses ini dilakukan dengan sebaik mungkin sehingga pesan yang disampaikan dapat dipahami oleh penerima. Dapat disimpulkan bahwa Atep Aditya Barata menekankan metode penyampaian pesan yang efektif sangat diperlukan sehingga tujuan dari komunikasi itu sendiri dapat tercapai. 6. Everett M Rogers Proses transfer berita, gagasan dari sumber atau komunikator kepada penerima. Tujuan utamanya adalah untuk mengubah sikap atau tingkah laku penerima tersebut. Dalam proses komunikasi yang dseibut sebagai transfer berita ini, secara tidak langsung dijelaskan, bahwa tujuan utama mengoptimalkan proses komunikasi adalah untuk mencapai tujuan, yakni mengubah sikap seseorang. Setelah memahami mengenai definisi komunikasi berdasarkan para ahli, anda juga harus mengetahui beberapa unsur proses komunikasi yang tidak dapat diabaikan oleh komunikator. Unsur-unsur tersebut adalah sebagai berikut 1. Sender Sender adalah si penyampai pesan atau komunikator. Disini, sender adalah sebagai orang yang berinisiatif dalam menyampaikan informasi atau gagasan. 2. Encoding Encoding adalah proses transmisi atau transfer informasi dari seseorang kepada orang lain. Umumnya encoding menggunakan simbol sebagai media. 3. Message Message adalah pesan yang diwujudkan dalam simbol yang bermakna. Penyampaian dari pesan inilah yang menjadi alasan utama terjadinya komunikasi. 4. Media Media disebut juga saluran komunikator yang digunakan sebagai alat untuk menyampaikan informasi agar diterima oleh komunikan. 5. Decoding Decoding adalah proses dimana komunikan akan menerjemahkan pesan melalui lambang yang disampaikan oleh komunikator kepadanya. 6. Receiver Receiver adalah orang atau komunikan yang menerima pesan. 7. Response Response adalah tanggapan atau reaksi komunikan yang ditujukan terhadap informasi yang diberikan oleh komunikator setelah pesan tersebut diterima. 8. Feedback Feedback atau umpan balik adalah wujud dari reaksi komunikan terhadap pesan yang disampaikan. Reaksi ini ditunjukkan dengan cara memberikan kritik, saran dan lain sebagainya. 9. Noise Noise merupakan gangguan tidak terencana yang sering terjadi dalam proses Komunikasi. Noise ini bisa membuat misunderstanding akibat perbedaan pemahaman antara komunikator dengan komunikan tentang informasi yang disampaikan. Baca Juga – Penjelasan Lengkap Komunikasi 1. Joseph A Devito2. Cangara3. Effendy4. Kennedy dan Soemanagara5. Atep Aditya Barata6. Everett M Rogers1. Sender2. Encoding3. Message4. Media5. Decoding6. Receiver7. Response8. Feedback9. Noise

Secaraumum terdapat tujuh factor komunikasi, yang dikenal dengan sebutan "the seven e's communication", yaitu: 1. Credibility (kepercayaan) Proses komunikasi sangat dipengaruhi oleh faktor kepercayaan. Dalam hal ini komunikasi terjadi karena antara komunikator dengan komunikan saling mempercayai dan saling memerlukan.
- Persepsi sangatlah memengaruhi komunikasi. Jika komunikator dan komunikan tidak memiliki kesamaan persepsi, proses komunikasi akan terhambat, bahkan tidak efektif. Dilansir dari buku Perilaku Organisasi 2021 oleh A. R. Dilapanga dan Jeane Mantiri, persepsi adalah proses kognitif yang dialami tiap manusia dalam upaya memahami informasi tentang konteks komunikasi apa pun, persepsi menjadi faktor utama yang memengaruhi keefektifan dan keberhasilan komunikasi. Sebab itu, persepsi tidak boleh diabaikan dalam proses komunikasi. Alasan persepsi memengaruhi komunikasi Menurut Deddy Mulyana dalam buku Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar 2010, persepsi adalah inti komunikasi. Disebut demikian karena persepsi yang tidak akurat membuat seseorang tidak bisa berkomunikasi dengan efektif. Persepsi menjadi penentu apakah kita akan memilih atau mengabaikan tinggi kesamaan derajat persepsi antarindividu, akan makin mudah dan sering individu tersebut saling berkomunikasi. Akibatnya, terbentuklah kelompok budaya atau kelompok identitas yang baru. Baca juga Pengertian Persepsi dalam Komunikasi Keberhasilan komunikasi sangat ditentukan oleh peran persepsi. Artinya kecermatan dalam proses persepsi terhadap stimulus indrawi mengantarkan pada keberhasilan komunikasi. Sebaliknya, jika proses persepsi terhadap stimulus gagal, komunikasi akan tidak berhasil. Dalam komunikasi, persepsi membantu individu dalam menentukan makna kata serta isi pesan yang dikomunikasikan. Oleh karena itu, sangat penting bagi komunikan untuk mengonfirmasi kesamaan pesan dalam interpretasinya kepada komunikator. Apabila disimpulkan, ada tiga alasan mengapa persepsi memengaruhi komunikasi, yakni Persepsi adalah inti komunikasi. Persepsi menjadi penentu apakah seseorang akan memilih atau mengabaikan pesan. Kecermatan proses persepsi terhadap stimulus indrawi akan berpengaruh pada keberhasilan komunikasi. Persepsi membantu individu menentukan makna kata serta isi pesan yang sedang dikomunikasikan. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
11 Latar Belakang. Sistem Komunikasi Indonesia adalah bahasan yang kompleks dan melibatkan banyak hal. Oleh karena itu, ia tak bisa dibahas secara sekilas dan dimasukkan dalam bahasan mata kuliah tertentu. Bahkan kajian dalam buku ini diharapkan bisa memberikan pemahaman yang nyata dan lebih dalam tentang SKI, terutama sekali bagi mereka yang
- Komunikasi berfungsi sebagai sarana penyampaian pesan. Dalam prosesnya, komunikasi terjalin antara komunikator pemberi pesan dengan komunikan penerima pesan. Berhasil atau tidaknya penyampaian pesan sangat dipengaruhi oleh proses komunikasi. Karena ada faktor yang sifatnya mendukung atau menghambat penyampaian komunikasi menurut para ahli Berikut proses komunikasi berdasarkan para ahli, yakni Model komunikasi Aristoteles Menurut H. Encep Sudirjo dan Muhammad Nur Alif dalam buku Komunikasi dan Interaksi Sosial Anak 2021, model komunikasi milik Aristoteles ini ditujukan untuk menggambarkan atau menjelaskan proses public speaking. Aristoteles menitikberatkan model komunikasi ini pada pembicara speaker dan bicara speech. Khalayak digambarkan sebagai penerima pesan yang pasif, sehingga model komunikasi Aristoteles berlangsung linear atau satu Aristoteles, proses komunikasi ini dimulai saat pembicara speaker mengungkapkan pesan speech dalam suatu kondisi occasion kepada khalayak audience yang dapat menimbulkan pengaruh effect. Baca juga Komunikasi Pengertian dan Unsurnya Model komunikasi menurut Lasswell Model komunikasi Lasswell berbentuk linear atau satu arah. Awalnya model komunikasi ini dikembangkan untuk menganalisis komunikasi massa. Namun, seiring perkembangan zaman, model komunikasi Lasswell sering digunakan pula untuk menganalisis komunikasi interpersonal dan komunikasi kelompok. Harold D. Lasswell menjelaskan bahwa proses komunikasi diawali dengan pengirim pesan sender menyampaikan pesan message melalui media medium, yang diterima oleh penerima pesan receiver, kemudian menciptakan umpan balik feed back untuk diberikan kembali kepada sender. Model komunikasi menurut Schramm Diperkenalkan oleh Wilbur Schramm, model komunikasi ini berlangsung dua arah. Karena komunikator dan komunikan dapat saling memberi serta menerima pesan.
. 295 160 306 203 326 282 376 497

proses komunikasi sangat dipengaruhi oleh faktor kepercayaan yang disebut