Ilustrasi reklame. Foto pixabayReklame adalah suatu media atau alat untuk menyampaikan informasi, menawarkan, mempromosikan, serta memperkenalkan suatu produk atau jasa kepada publik. Biasanya, reklame dibuat dengan gambar dan kata-kata yang menarik supaya masyarakat mau membeli produk atau jasa umum, fungsi reklame dikelompokkan menjadi dua jenis yakni untuk kepentingan bisnis dan aksi sosial. Pada bidang bisnis, reklame digunakan untuk mengajak calon konsumen membeli suatu produk atau jasa. Sedangkan pada aksi sosial, reklame digunakan untuk mengajak masyarakat mematuhi suatu bisa dibuat oleh siapa saja, baik individu, kelompok, maupun institusi. Media promosi ini memiliki memiliki ciri khusus yang membedakannya dengan yang lain. Apa saja? Untuk mengetahuinya, simak penjelasan Reklame, Ciri-ciri dan FungsinyaReklame berbeda dengan iklan dan poster. Mengutip buku 99% Sukses Ulangan Harian SD Kelas 5, reklame lebih mengutamakan kata-kata dan gambar, iklan lebih mengutamakan kata-kata, sedangkan poster lebih mengutamakan reklame. Foto pixabaySecara umum, reklame berfungsi sebagai media informasi untuk menyampaikan pesan kepada khalayak. Adapun beberapa fungsi reklame sebagai berikutMenyampaikan informasi kepada masyarakat mengenai suatu brand, produk, atau atau memengaruhi masyarakat sehingga mereka mau menggunakan dan membangun kesan baik masyarakat terhadap suatu brand, produk, atau jasa yang kepuasan tertentu kepada konsumen. Menjadi media atau alat komunikasi antara penjual dengan calon reklame berbeda dengan poster dan iklan. Berikut penjelasan lengkapnyanya yang dikutip dari buku Mandiri Belajar Tematik SD/MI Kelas 6 Semester 1 oleh Desi Damayanti, dkk.,1. Menggunakan kalimat yang sederhanaUmumnya, reklame menggunakan kalimat yang singkat, jelas, dan mudah dimengerti. Ini karena target audiens dari reklame adalah masyarakat umum yang memiliki tingkat pendidikan beragam. Dengan menggunakan kalimat sederhana, informasi reklame dapat dimengerti oleh berbagai buku Beriklan dan Berpromosi Sendiri karya Fred E. Hann, dkk., kunci keberhasilan desain papan reklame terletak pada pesan yang langsung terlihat. Pesan itu harus dapat dimengerti dan membangkitkan motivasi walau hanya dipandang reklame. Foto pixabayAgar mendapat perhatian khalayak ramai, biasanya reklame dibuat dengan komposisi desain dan warna yang mencolok. Warna ini terdiri dari kumpulan warna yang indah saat dilihat, tidak norak, dan dan ilustrasi juga biasa dimasukkan dalam papan reklame untuk memudahkan masyarakat memahami isi teksnya. Tidak lupa, diperhatikan pula tata letak yaitu posisi penempatan gambar dan tulisan agar menarik dan mudah untuk hal ini, pesan yang disampaikan dalam reklame harus jujur dan tidak dibuat-buat. Tidak boleh memasukkan kalimat promosi yang tidak mendeskripsikan produk sama sekali. Pemasang reklame harus tahu betul kelebihan dan kelemahan produknya, baru kemudian disampaikan dengan bahasa yang yang dimaksud dengan reklame?Apa perbedaan antara reklame, poster, dan iklan?Apa fungsi reklame?
Teksdan gambar dalam media promosi berfungsi sebagai. - 5724701 Teks dan gambar dalam media promosi berfungsi sebagai. a. pemberi informasi b. penerima informasi c. hiasan d. simbol 2 Lihat jawaban Iklan Iklan conqueror1 conqueror1 A. pemberi informasi Trimakasihh banyak kak_^ thanks you kk semoga gw lulus
ArticlePDF AvailableAbstractInfographics are visualizations of data, ideas, information or knowledge through charts, graphs, schedules, and others so that data, ideas, information or knowledge can be presented more than just text and have a visual impact that is quite strong and more interesting. The study was conducted at the Bandung Institute of Technology Library and was aimed to determine the role of infographic’s attractiveness, clarity, and ease of understanding in utilizing library services at the Bandung Institute of Technology Library. This study used a quantitative descriptive analysis method, and the population in this study was library visitors totaling 13,716 people. Samples were obtained using the random sampling technique with a total of 100 people. The results of this study indicated that infographics as a promotional medium played a role in library utilization with indicators namely infographic attractiveness, clarity, and ease of understanding. The conclusions are that infographics play a role as promotional media in library utilization seen from the aspect of attraction, the presentation of content on infographics attract the attention of the reader with display of colors and images that attract the reader; from the aspect of clarity, the information presented is precisely the content on the infographics for readers with font and the suitability the image; from the aspect of ease of understanding, the reader easily understand the information contained in the infographics so the reader can interpret for the meaning the message in this infographics. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for freeContent may be subject to copyright. Jurnal Kajian Informasi & Perpustakaan Vol. 6, No. 2 Desember 2018 183-196 ISSN 2303-2677 Print ISSN 2540-9239 Online doi © 2018 Jurnal Kajian Informasi & Perpustakaan. This is an open access article under the CC BY-SA license Website Peran infografis sebagai media promosi dalam pemanfaatan perpustakaan Ajeng Resnatika1, Sukaesih2, Nuning Kurniasih3 1,2,3Program Studi Ilmu Perpustakaan, Universitas Padjadjaran Jl. Raya Bandung-Sumedang Km. 21, Jatinangor, Sumedang, Jawa Barat, 45363 E-mail 1ajengresna 2sukaesih 3nuningkurniasih Received January 2018; Accepted December 2018; Published December 2018 Abstract Infographics are visualizations of data, ideas, information or knowledge through charts, graphs, schedules, and others so that data, ideas, information or knowledge can be presented more than just text and have a visual impact that is quite strong and more interesting. The study was conducted at the Bandung Institute of Technology Library and was aimed to determine the role of infographic’s attractiveness, clarity, and ease of understanding in utilizing library services at the Bandung Institute of Technology Library. This study used a quantitative descriptive analysis method, and the population in this study was library visitors totaling 13,716 people. Samples were obtained using the random sampling technique with a total of 100 people. The results of this study indicated that infographics as a promotional medium played a role in library utilization with indicators namely infographic attractiveness, clarity, and ease of understanding. The conclusions are that infographics play a role as promotional media in library utilization seen from the aspect of attraction, the presentation of content on infographics attract the attention of the reader with display of colors and images that attract to users; from the aspect of clarity, the information presented is precisely the content on the infographics for readers with font and the suitability the image; from the aspect of ease of understanding, the reader easily understand the information contained in the infographics so the reader can interpret for the meaning the message in this infographics. Keywords Infographic; Academic library; Library promotion media; Library services. Abstrak Infografis merupakan visualisasi data, gagasan, informasi atau pengetahuan melalui bagan, grafik, jadwal, dan lainnya agar data, gagasan, informasi atau pengetahuan tersebut dapat disajikan lebih dari sekedar teks dan memiliki dampak visual yang cukup kuat dan lebih menarik. Penelitian ini bertujuan mengetahui peran daya tarik, kejelasan infografis, dan kemudahan untuk memahami dalam pemanfaatan pelayanan perpustakaan di Perpustakaan Institut Teknologi Bandung. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif kuantitatif dengan populasi dalam penelitian ini adalah pengunjung perpustakaan berjumlah orang. Teknik random sampling yang digunakan berjumlah 100 orang. Penelitian ini dilakukan di Perpustakaan Institut Teknologi Bandung. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa infografis sebagai media promosi berperan dalam pemanfaatan perpustakaan. Dengan indikator penelitian yaitu daya tarik, kejelasan infografis, kemudahan dipahami. Maka dari hasil penelitian dapat ditarik simpulan bahwa infografis sebagai media promosi memiliki peran dalam pemanfaatan perpustakaan dilihat dalam aspek daya tarik dapat disimpulkan bahwa penyajian konten-konten yang ada pada infografis menarik perhatian pembaca infografis melalui tampilan warna dan gambar sehingga menarik minat pembaca; dilihat dari aspek kejelasan, informasi yang disajikan dalam konten-konten infografis memberikan kejelasan pada pembaca melalui tampilan huruf dan kesesuaian gambar yang digunakan; dari aspek kemudahan, pembaca infografis dapat memahami informasi dalam infografis dengan mudah sehingga pembaca dapat memahami makna pesan dan dapat menginterpretasikannya. Kata kunci Infografis; Perpustakaan perguruan tinggi; Media promosi perpustakaan; Layanan perpustakaan. 184 A. Resnatika, et al. / Jurnal Kajian Informasi & Perpustakaan Vol. 6, No. 2 Desember 2018 183-196 Peran infografis sebagai media promosi dalam pemafaatan perpustakaan PENDAHULUAN Menurut undang-undang No. 43 tahun 2007 tentang perpustakaan dalam pasal 1, disebutkan bahwa, “Perpustakaan perguruan tinggi merupakan unit pelaksana teknis yang bersama-sama dengan unit lain melaksanakan tri dharma perguruan tinggi melalui menghimpun, memilih, mengolah, merawat serta melayankan sumber informasi kepada Lembaga induk khususnya dan masyarakat akademis pada umumnya” Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, 2007. Perpustakaan perguruan tinggi sebagai lembaga informasi dan pusat pengetahuan di lingkungan akademik akan selalu berusaha menyajikan informasi yang relevan dan terbaru. Hal ini bertujuan untuk memberikan layanan dan fasilitas dalam memenuhi kebutuhan informasi penggunanya. Namun, perpustakaan harus mempromosikan keberadaan dan layanan yang dimilikinya agar dapat dimanfaatkan penggunanya. Promosi layanan yang dimiliki sebuah perpustakaan sangatlah penting karena selain untuk memberitahu pentingnya keberadaan perpustakaan, pengguna perpustakaan diharapkan dapat mengetahui tentang cara menggunakan dan memanfaatkan berbagai fasilitas perpustakaan dengan baik dan benar. Promosi perpustakaan perlu dilakukan dalam rangka meningkatkan optimalisasi penggunaan terhadap layanan yang disediakan sehingga fungsi perpustakaan sebagai pusat informasi dapat berjalan optimal. Upaya promosi yang dapat dilakukan salah satunya adalah dengan menyediakan layanan infografis. Penggunaan media infografis dalam promosi perpustakaan merupakan tindakan transfer informasi dari teks ke bentuk desain grafis yang efektif. Infografis adalah representasi visual dari sebuah informasi, data atau ilmu pegetahuan dalam bentuk grafis. Infografis menjadikan informasi yang rumit dapat dengan singkat dan jelas divisualisasikan dalam grafis sehingga informasi tersebut mudah dipahami oleh pemustaka, yang menjadikan infografis sebagai salah satu media untuk mempromosikan perpustakaan. Barnes 2017 menjelaskan bahwa, “An infographic is a graphical composition that consists of data visualizations, headlines and secondary typography, and imagery that provides a visual explanation of newsworthy phenomena such that a general audience can come to a robust understanding and interpretation of the phenomena”. Infografis merupakan data visual yang bertujuan memberikan informasi dari suatu fenomena. Masyarakat yang membaca infografis dapat belajar menginterpretasikan makna terhadap isi infografis tersebut. Infografis bertujuan untuk memberitahukan, menghibur atau mengajak, pembaca atau audiensnya. Infografis memiliki banyak tujuan, yang tergantung infografis apa yang dibuat dan untuk siapa infografis itu dibuat, seperti kata De Haan, Kruikemeier, Lecheler, Smit, and Van der Nat 2017 bahwa, “Picture of the usefulness of information visualizations in the news, and contribute to a growing literature on alternative ways of storytelling in journalism today”. Di dunia jurnalistik, gambar yang memuat informasi bertujuan menginformasikan informasi terbaru. Hal ini meningkatkan teknik membaca seperti mendongeng bagi pembaca. A. Resnatika, et al. / Jurnal Kajian Informasi & Perpustakaan Vol. 6, No. 2 Desember 2018 183-196 Peran infografis sebagai media promosi dalam pemafaatan perpustakaan Berdasarkan rujukan ini, infografis merupakan informasi yang dikemas dalam bentuk visual, bertujuan mempermudah orang untuk mengingat dan memahami sebuah informasi tanpa harus membaca teks panjang. Kita terkadang malas untuk membaca teks atau informasi yang panjang. Infografis dikemas sedemikian rupa agar menghasilkan sebuah informasi bagi pembacanya, yang biasanya terdiri dari teks, gambar, ilustrasi, yang digabungkan lalu melahirkan sebuah informasi baik cetak atau yang berupa digital. Miftah, Rizal, dan Anwar 2016 menyatakan bahwa, “Penggunaan infografis telah banyak dilakukan dalam penyajian informasi, hal ini dikarenakan infografis dapat menyederhanakan informasi yang sifatnya begitu kompleks menjadi informasi yang dapat dengan mudah dipahami, infografis juga mampu menarik perhatian berbagai macam kalangan masyarakat, penerapan informasi dalam bentuk infografis juga memiliki keunggulan karena dapat dengan mudah diingat”. Infografis dibuat bertujuan untuk mengkomunikasikan berbagai pesan yang semula begitu kompleks menjadi lebih sederhana, menarik perhatian dan mudah dipahami masyarakat. Selain itu, infografis dapat menjelaskan data lebih mudah dan dapat memonitor secara periodik setiap parameter perubahan. Perpustakaan Institut Teknologi Bandung ITB merupakan perpustakaan perguruan tinggi dengan pemustaka yang berasal dari mahasiswa S1, S2, S3 dan masyarakat umum, terdapat 4 lantai di perpustakaan ITB. Pada lantai 1 terdapat koleksi cadangan buku baru serta koleksi kerjasama. Di lantai 2 terdapat jenis koleksi tahap persiapan bersama TPB serta koleksi mingguan. Pada lantai 3 terdapat jenis koleksi mingguan, koleksi rujukan, koleksi jurnal cetak dan kliping. Di lantai 4 terdapat koleksi umum, koleksi kusus dan koleksi langka. Dari semua lantai perpustakaan ini, hanya pada lantai 1 yang terdapat 5 infografis mengenai layanan perpustakaan. Penyajian media infografis di Perpustakaan ITB merupakan sumber pengetahuan baru bagi pemustaka. Pemustaka mendapat informasi dari layanan bimbingan pemusataka dan humas perpustakaan melalui infografis mengenai layanan perpustakaan. Pemustaka dapat membaca dan memahami informasi yang terdapat dalam infografis agar mempermudah pemustaka yang sedang kebingungan serta menambah pemahaman pemustaka tentang informasi seputar layanan perpustakaan. Penyajian infografis di perpustakaan ITB dikemas untuk menarik perhatian pemustaka dengan sebuah berita, informasi atau data. Terdapat lima buah infografis di UPT Perpustakaan ITB. Infografis pertama berjudul, “Prosedur Peminjaman dan Pengembalian Koleksi”, infografis kedua berjudul, “Jadi Anggota Perpustakaan Yuk!, infografis ketiga berjudul, “Ayo Akses DIGILIB”, infografis keempat berjudul, “Waktu Operasional Layanan”, dan infografis kelima berjudul, “Mau tahu akses e-journal dan e-book?“. Infografis pertama ini berjudul, “Prosedur Peminjaman dan Pengembalian Koleksi”, yang menggunakan ilustrasi gambar buku dan terdapat keterangan mengenai jenis koleksi berapa lama buku bisa dipinjam, batas pinjam serta denda untuk keterlambatan pengembalian. 186 A. Resnatika, et al. / Jurnal Kajian Informasi & Perpustakaan Vol. 6, No. 2 Desember 2018 183-196 Peran infografis sebagai media promosi dalam pemafaatan perpustakaan Latar infografis pertama ini berlatar pink kuning biru. Tulisan dalam judul memakai tanda baca tanya, untuk mengajak para pemustaka mengetahui tata cara peminjaman dan pengembalian buku. Ukuran infografis A3 disesuaikan agar bisa terpajang di mading dan disimpan dimonitor lobi. Posisi infografis ini tepat di lobi dekat pintu masuk perpustakaan. Gambar 1. Infografis pertama Sumber Dokumentasi penelitian, 2017 Infografis kedua ini berjudul “Jadi Anggota Perpustakaan Yuk!. Infografis ini sama dengan infografis pertama, yakni dominan menggunakan ilustrasi menggunakan kartun. Warna yang digunakan dominan warna biru, judul menggunakan tanda seru untuk mempertegas pemustaka untuk menjadi anggota perpustakaan. Gambar 2. Infografis kedua Sumber Dokumentasi penelitian, 2017 Infografis ketiga berjudul “Ayo akses DIGILIB.”, pada infografis ini dominan teks tata cara akses DIGILIB. Lalu hanya terdapat alamatnya web perpustakaan dalam gambar komputer sebagai ilustrasinya, dan latar infografisnya didominasi warna biru. Gambar 3. Infografis ketiga Sumber Dokumentasi penelitian, 2017 Infografis keempat berjudul “Waktu operasional layanan”. Pada infografis ini menjelaskan waktu jam layanan istirahat serta lokasi dan jumlah lantai perpustakaan. Isi pesan ditulis dalam dua bahasa dan menggunakan latar warna dominan berwarna biru. Gambar 4. Infografis keempat Sumber Dokumentasi penelitian, 2017 Infografis kelima berjudul “Mau tahu akses e-journal dan e-book?“. Dalam infografis ini menggunakan warna biru tua yang lebih dominan dan terdapat warna ungu. Serta tertera tata cara dalam A. Resnatika, et al. / Jurnal Kajian Informasi & Perpustakaan Vol. 6, No. 2 Desember 2018 183-196 Peran infografis sebagai media promosi dalam pemafaatan perpustakaan mengakses e-journal dan e-book dengan baik. Gambar 5. Infografis kelima Sumber Dokumentasi penelitian, 2017 Dalam memproses sebuah informasi secara visual, otak kita akan lebih cepat memproses informasi bahkan sampai lebih cepat dari pada teks yang kita baca, dan kebanyakan orang akan meningat 20% dari apa yang ia baca. Dari fakta di atas bisa kita ketahui bahwa informasi visual lebih mudah diingat oleh otak kita, karena setengah dari otak kita akan mempersembahkan untuk fungsi visual dan 90 % informasi yang terpancar ke otak adalah visual. Otak kita menyiapkan ruang yang banyak untuk visual, karena itu visual mudah untuk diingat kembali dan cepat diproses oleh otak kita. Schoffelen et al. 2015 mengatakan bahwa melalui visualisasi akan menambah daya tarik suatu infografis. Walaupun satu visualisasi yang dihadirkan berbeda dalam satu infografis maka akan memiliki makna yang sama. Kita akan tertarik terhadap bentuk visual tersebut karena format yang dihadirkan efisien, menawan, dan mampu menghibur. Namun, kita tidak akan suka dengan teks atau artikel yang panjang. Hal ini berbeda ketika kita memandang sebuah tampilan multimedia yang menyajikan informasi yang sama dan tentunya akan lebih menarik. Kita mungkin akan mencerna lebih efisien dan memudahkan memahami melalui visualisasi. Sebuah infografis memiliki karakter tersendiri yang mampu menarik pembaca yaitu adanya gambar, ilustrasi, grafik dan data yang lebih mendominasi dari pada teks yang dipadukan sedemikian rupa sehingga menjadi sebuah informasi yang menarik bermanfaat dan mudah diingat. Infografis didesain agar dapat dapat memberitahukan informasi, dan mengajak pembaca untuk mengetahui sesuatu. Tergantung apa yang akan disampaikan kepada pembaca-nya dan kepada siapa infografis tersebut tujuan ditujukan. Sudakov, Bellsky, Usenyuk, and Polyakova 2015 menceritakan dalam penelitiannya bahwa infografis cocok diterapkan di kelas pengajaran siswa sekolah. Secara pedadogik, infografis menghadirkan tampilan yang menarik perhatian siswa, dalam menghadirkan tema yang baru sehingga siswa dapat cepat menjawab pertanyaan. Penelitian mengenai penggunaan infografis pernah dilakukan pula Bouquin and Epstein 2015, di mana infografis digunakan oleh pustakawan untuk mempromosikan program-program perpustakaan rumah sakit. Selain itu penelitian sejenis pun dilakukan Crane 2016 dalam Sweeper 2017, yakni bagaimana representasi informasi visual, data, pengetahuan perpustakaan diolah menjadi infografis oleh pustakawan. Berdasarkan penelitian-penelitian di atas, para peneliti menganalisis infografis sebagai media pembelajaran di masyarakat. Dalam penelitian yang penulis teliti, mengenai peran infografis sebagai media promosi dalam pemanfaatan di Perpustakaan ITB. Penelitian ini penting dilakukan untuk dapat menambah kajian di bidang 188 A. Resnatika, et al. / Jurnal Kajian Informasi & Perpustakaan Vol. 6, No. 2 Desember 2018 183-196 Peran infografis sebagai media promosi dalam pemafaatan perpustakaan perpustakaan terkait penggunaan infografis dalam mempromosikan perpustakaan untuk mengoptimalkan pemanfaatan dari sebuah perpustakaan. Berdasarkan pemaparan di atas, penelitian ini dirancang untuk menjelaskan dan menggambarkan bagaimana peran infografis dalam pemanfaatan Perpustakaan di Perpustakan ITB, dengan melihat aspek daya Tarik, kejelasan, dan kemudahan pemahaman infografis sebagai media promosi terhadap pemanfaatan perpustakaan di ITB. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah kuantitatif deskriptif. Objek penelitian dilakukan di Perpustakaan Institut Teknologi Bandung Jalan Ganesha No 10 Kota Bandung. Penelitian ini dilakukan selama 6 enam bulan dari bulan Januari hingga Juni 2017. Populasi dari penelitian ini yaitu pengunjung Perpustakaan ITB yang jumlahnya diambil dari total rata-rata pengunjung perpustakaan ITB pada 3 bulan terakhir berjumlah orang. Penentuan sampling menggunakan teknik probability sampling dengan kategori simple random sampling. Simple random sampling digunakan bila seluruh anggota populasi memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi sampel, dan peneliti telah memiliki kerangka samplingnya Sugiyono, 2013. Penentuan jumlah sampel menggunakan rumus Yamane sehingga dari hasil perhitungan populasi diperoleh total sample sejumlah 100 responden. Sebagian besar responden adalah mahasiswa semester II dua karena pemustaka yang sering memanfaatkan perpustakaan adalah mahasiswa–mahasiswa TPB dengan jumlah responden laki-laki sebanyak 53 orang 53% sedangkan perempuan sebanyak 47 orang 47%. Teknik Pengumpulan Data yang digunakan adalah, 1 kuisioner angket merupakan instrumen utama yang berisi sejumlah pertanyaan yang diisi secara sadar oleh responden yaitu pemustaka perpustakaan ITB dan berjumlah 28 item pertanyaan, 2 observasi, peneliti mengumpulkan data dengan mencatat berbagai informasi yang mereka saksikan selama penelitian, 3 studi pustaka, melalui mengkaji berbagai sumber pustaka baik elektronik maupun tercetak, 4 wawancara. Sugiyono 2013 mengatakan bahwa wawancara digunakan sebagai, “Teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan atau menemukan permasalahan yang harus diteliti”. Teknik analisis data menggunakan analisis data deskriptif yang meliputi, 1 analisis data responden, 2 analisis data penelitian, 3 analisis katagori jawaban, dan 4 analisis tabulasi silang. Selain itu peneliti juga menggunakan analisis pearson product moment yang ditunjukkan untuk menganalisis hubungan sebab akibat antara variable independent X dengan variable dependent Y. Untuk Uji validitas, item variabel peran infografis X dan pemanfaatan layanan perpustakaan Y dinyatakan bahwa semua item valid karena memiliki koefisien validitas lebih dari Nilai koefisien validitas berkisar antara dan Terkait uji realibilitas menggunakan koefisien realibilitas Alpha Cronbach. Koefisien reliabilitas variabel pada peran infografis X dan pemanfaatan layanan perpustakaan Y di atas sehingga dinyatakan reliabel. A. Resnatika, et al. / Jurnal Kajian Informasi & Perpustakaan Vol. 6, No. 2 Desember 2018 183-196 Peran infografis sebagai media promosi dalam pemafaatan perpustakaan HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian mengenai peran infografis sebagai media promosi dalam pemanfaatan perpustakaan, memiliki sampel sebanyak 100 orang. Peneliti menyebarkan kuisioner yang terdiri dari 28 item pertanyaan. Hasil penelitian diuraikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. Hasil perhitungan untuk kategori setiap sub variabel dan variabel dalam angket penelitian terdapat dalam tabel 1. Berdasarkan tabel 1, jawaban responden pada item-item mengenai daya tarik yaitu dalam kategori sangat setuju sebanyak 451 orang, kategori setuju 514 orang, dan kategori netral 32 orang. Dengan demikian, responden cenderung menjawab daya tarik dalam kategori tinggi. Dengan skor 4413 yang termasuk kategori sangat tinggi pada rentang 4200-5000. Hal ini menunjukan bahwa daya tarik infografis di Perpustakaan ITB sangat berperan. Infografis merupakan salah satu cara dalam menyampaikan sebuah informasi, agar menarik orang yang membacanya. Infografis yang ada pada perpustakaan ITB cukup memberikan daya tarik bagi pemustaka, informasi telah dikemas dengan bentuk yang berbeda, agar memudahkan pemustaka memahami sebuah informasi. Infografis yang didukung dengan adanya ilustrasi, desain, warna, dan teks dipadukan agar menarik dan memudahkan pemustaka dalam memahami sebuah informasi yang ingin disampaikan. Dunlap and Lowenthal 2016 mengatakan bahwa, “Visuals have the potential to be an efficient, precise, and clearer way to communicate than oral and text alone. Visuals also can assist with cognitive processing by providing a context or metaphor. When visuals are used effectively, they serve to help people understand abstract, complicated, and complex information, especially when people are unfamiliar with the concept and do not have a pre-existing mental model to assist with the comprehension of new information. Therefore, we are all visual learners”. Dikatakan bahwa informasi secara visual dalam infografis merupakan komunikasi yang lebih baik daripada komunikasi verbal atau tatap muka. Infografis secara visual menggunakan metaphor, untuk membantu pembaca memahami pesan dari infografis tersebut, khususnya bagi pembaca pemula infografis untuk menjadi pembelajar bidang visual. Infografis memiliki daya pikat visual yang bagus. Seseorang yang membaca infografis dapat dengan mudah memahami informasi yang disampaikannya dibandingkan dengan membaca full text. Sesuai tabel 2, bahwa jawaban responden pada item-item mengenai kejelasan infografis yaitu dalam kategori sangat setuju sebanyak 239 orang, kategori setuju 310 orang, dan kategori netral 49 orang. Dengan demikian, responden cenderung menjawab kejelasan infografis dalam kategori tinggi. Skor 2586 yang termasuk kategori sangat tinggi pada rentang 2530-3000. Hal ini menunjukan bahwa kejelasan infografis di perpustakaan ITB sangat berperan. Infografis di perpustakaan masih kurang jelas dengan ukuran yang masih kecil sehingga tidak terlalu terlihat jika dilihat dari kejauahan, ukuran sebuah infografis akan lebih efektif jika memiliki ukuran yang lebih besar. Kejelasan huruf, gambar dan poster merupakan hal yang perlu dalam sebuah infografis. Infografis 190 A. Resnatika, et al. / Jurnal Kajian Informasi & Perpustakaan Vol. 6, No. 2 Desember 2018 183-196 Peran infografis sebagai media promosi dalam pemafaatan perpustakaan harus memuat tulisan yang jelas agar orang mudah membaca dan melihat informasi yang ada pada infografis tersebut. Ada 201 alfabet yang lalu dikembangkan oleh Caslon 1730 and Baskerville 1757 dalam Cassedy 2018, yang menjadi pijakan beberapa perusahaan dalam memproduksi karya huruf typrfoundy dengan memperhatikan kejelasan legibility, keterbacaan readibility, dan kesederhanaan bentuk huruf simplicity tersebut. Pemilihan huruf ternyata mampu menggambarkan pesan yang akan disampaikan pada pembaca Cassedy, 2018; Schoffelen et al., 2015. Moeller 2013 dalam Gormley and McDermott 2015 menambahkan, bahwa untuk memudahkan pembaca membaca isi pesan infografis, maka ukuran huruf pun harus diperhitungkan sesuai ukuran infografisnya. “They are asked whether they can find more information in the image; this encourages them to reexamine the image for additional and deeper information, much like they do when closely reading alphabetic text” Gormley & McDermott, 2015. Berdasarkan tabel 3, jawaban responden pada item-item mengenai kemudahan dipahami yaitu dalam kategori sangat setuju sebanyak 144 orang, kategori setuju 329 orang, dan kategori netral 26 orang, tidak setuju 1 orang. Dengan demikian, responden cenderung menjawab kemudahan dipahami dalam kategori tinggi. Dengan skor 2116 yang termasuk kategori sangat tinggi pada rentang 2100-2500. Hal ini menunjukan bahwa kemudahan infografis di Perpustakaan ITB sangat berperan. Kita sering mendengar seseorang mengaku lebih mudah belajar visual. Berarti sederhananya mereka perlu melihat sesuatu agar dapat memahaminya. Sebuah infografis akan mudah dipahami jika didukung oleh informasi salah satunya. “Infographics can help students process information more quickly, and can be used in a variety of formats. Many library-related infographics already exist online and can be incorporated into a lesson [.....]. They can be used as handouts to provide general information about the library and library services [...]” Johns, 2014. Pembaca, misalnya siswa-siswi sekolah atau mahasiswa melalui infografis dapat secara cepat memahami informasi yang terkandung di dalamnya. Bahkan beberapa perpustakaan menggunakan infografis sebagai media bimbingan pemustaka. Smiciklas 2012 dalam Kibar and Akkoyunlu 2017, menjelaskan, “An infographic is the visualization of data or ideas that tries to convey complex information in a manner that can be quickly consumed and easily understood to an audience”. Infografis menggambarkan data atau ide yang berbentuk informasi yang kompleks menjadi sederhana bagi pembaca. Hal ini untuk memudahkan pembaca untuk memahami isi pesan. Informasi dalam infografis tidak hanya disampaikan dalam bentuk teks saja, tapi bisa berupa konsep desain yang memberikan sebuah informasi bagi pembacanya. Di mana agar informasi tersebut dapat dipahami oleh pembacanya maka harus ada gambaran jelas tentang informasi yang disampaikan. Dalam infografis, tulisan yang didukung oleh gambar, grafik atau foto menjadikan informasi yang ingin disampaikan lebih mudah untuk dipahami oleh pembacanya. Infografis di Perpustakaan ITB memberikan kemudahan dalam memahami pembacanya, dari penggunaan bahasa dan A. Resnatika, et al. / Jurnal Kajian Informasi & Perpustakaan Vol. 6, No. 2 Desember 2018 183-196 Peran infografis sebagai media promosi dalam pemafaatan perpustakaan kalimat yang mudah dipahami dan infomasi yang disampaikan bisa dimengerti oleh pembaca, dan bahasa yang ringan dan jelas. Selain itu, untuk melengkapi isi infografis maka dapat ditambahkan statistic grafis. “In the absence of a simple general rule of infographics design that could be used to improve all statistical graphics forevermore, it would still be useful to get concrete examples of how to improve upon poorly designed statistical plots. Perhaps the infographics community would be prepared to educate the statistical graphics community one plot at a time” Murrell, 2013. Infografis yang menggunakan statistik grafis, harus mampu diuraikan melalui kalimat pada pembaca. Di dalamnya harus dijelaskan atau digambarkan melalui kalimat yang jelas. Dengan demikian, melalui infografis menjadi media pembelajaran bagi pembaca untuk berpikir kognitif, bisa membaca lalu menganalisanya. Berdasarkan tabel 4, menunjukkan bahwa jawaban responden pada item-item mengenai media promosi yaitu dalam kategori sangat setuju sebanyak 834 orang, kategori setuju 1153 orang, dan kategori netral 107 orang. Dengan demikian, responden cenderung menjawab peran infografis sebagai media promosi dalam kategori tinggi, dengan skor 9115 yang termasuk kategori sangat tinggi pada rentang 8820-10500. Hal ini menunjukan bahwa peran infografis sebagai media promosi di perpustakaan ITB sangat berperan. Berdasarkan tabel 5., jawaban responden pada item-item mengenai kemudahan dipahami yaitu dalam kategori sangat setuju sebanyak 176 orang, kategori setuju 212 orang, dan kategori netral 11 orang, tidak setuju 1 orang. Dengan demikian, responden cenderung menjawab pemanfaatan layanan perpustakaan dalam kategori tinggi. Melalui skor 1763 yang termasuk kategori sangat tinggi pada rentang 1680-2000. Hal ini menunjukan bahwa pemanfaatan perpustakaan di perpustakaan ITB sangat berperan. Menurut kamus Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI menyatakan bahwa, “Kata pemanfaatan’ berasal dari kata Manfaat’ artinya faedah, sedangkan pemanfaatan artinya suatu proses cara, perbuatan memanfaatkan” Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, 2016. Fungsi perpustakaan perguruan tinggi, antara lain 1 Fungsi edukasi guna mendukung pencapaian tujuan pembelajaran, pengorganisasian bahan pembelajaran sivitas akademika.; 2 Fungsi pusat informasi. Diharapkan perpustakaan dapat memenuhi kebutuhan informasi sang pemakai user.; 3 Fungsi riset/penelitian, perpustakaan perguruan tinggi diharapkan dapat mendukung pelaksanaan riset yang dilakukan oleh sivitas akademika.; 4 Fungsi rekreasi, perpustakaan berfungsi sebagai tempat rekreasi dengan cara menyajikan koleksi yang menghibur pembaca; 5 Fungsi publikasi perpustakaan selayaknya juga membantu melakukan publikasi karya yang dihasilkan sivitas akademik dan katya non akademik.; 6 Fungsi deposit perpustakaan menjadi pusat deposit untuk seluruh karya dan pengetahuan.; 7 Fungsi interprestasi melalui publikasi kajian dan memberikan nilai tambah terhadap sumber-sumber informasi yang dimiliki perpustakaan Berawi, 2012. Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya tujuan perpustakaan perguruan tinggi adalah mendukung kinerja dari perguruan tinggi dalam menyelenggarakan pendidikan 192 A. Resnatika, et al. / Jurnal Kajian Informasi & Perpustakaan Vol. 6, No. 2 Desember 2018 183-196 Peran infografis sebagai media promosi dalam pemafaatan perpustakaan dengan menyediakan sumber-sumber informasi ilmiah di perpustakaan tersebut dan selalu melayani pengguna mahasiswa, selama menjalankan pendidikan di perguruan tinggi yang bersangkutan. Agar tujuannya dapat terlaksana, perpustakaan perguruan tinggi harus menjalankan fungsinya dengan baik. Sesuai tabel 6, tampak bahwa jawaban responden mengenai media promosi dalam kategori tinggi dan pemanfaatan layanan perpustakaan dalam kategori tinggi sebanyak 33 orang 33%. Pada tabel 7, tampak bahwa jawaban responden mengenai daya tarik dalam kategori sedang dan pemanfaatan layanan perpustakaan dalam kategori sedang sebanyak 37 orang 37%. Dapat diketahui hasil tabulasi silang berdasarkan pengkategorian dari variabel daya tarik infografis dengan pemanfaatan perpustakaan memiliki peran yang positif. Mayoritas responden ada pada kategori sedang dengan persentasi sebanyak 37 orang 37%. Hal ini mengindikasikan bahwa daya tarik infografis memiliki peran positif yang sedang. Dalam daya tarik, peran infografis sebagai media promosi dalam pemanfaatan perpustakaan dilihat dari aspek daya tarik dapat disimpulkan bahwa penyajian konten-konten yang ada pada infografis menarik perhatian pembacanya sehingga menjadi magnet untuk para pembacanya dalam memanfaaatkan informasi tentang layanan perpustakaan yang ada dalam infografis. Hal tersebut tidak terlepas dari desain infografis yang rapi sehingga menarik untuk dilihat, perpaduan komposisi warna pada infografis yang bervariasi dari warna judul infografis, warna tulisan infografis, warna latar infografis menjadi daya tarik tersendiri bagi pembaca sehingga menjadi sebuah dorongan bagi para pemustaka untuk membaca infografis penambahan informasi seputar layanan Perpustakaan ITB. Di tabel 8, tampak jawaban responden mengenai kejelasan dalam kategori sedang dan pemanfaatan layanan perpustakaan dalam kategori sedang sebanyak 34 orang 34%. Hasil tabulasi silang berdasarkan pengkategorian dari variabel kejelasan infografis dengan pemanfaatan perpustakaan memiliki peran yang positif. Mayoritas responden ada pada kategori sedang dengan persentasi sebanyak 34 orang 34%. Hal ini mengindikasikan bahwa daya tarik kejelasan infografis memiliki peran positif yang sedang. Peran infografis sebagai media promosi dalam pemanfaatan perpustakaan dilihat dari aspek kejelasan infografis yang mampu menyajikan informasi secara jelas konten-konten yang ada pada infografis untuk pembacanya sehingga menjadi magnet untuk para pembacanya memanfaaatkan informasi tentang layanan perpustakaan yang ada dalam infografis. Hal tersebut tidak terlepas dari desain kejelasan huruf dan ilustrasi infografis, posisi letak infografis, tinggi letak infografis sehingga menjadi sebuah dorongan bagi para pemustaka membaca infografis untuk penambahan informasi seputar layanan perpustakaan ITB. Berdasarkan tabel 9., tampak bahwa jawaban responden mengenai kemudahan dipahami dalam kategori sedang dan pemanfaatan layanan perpustakaan dalam kategori sedang sebanyak 44 orang 44%, 34 orang 34%. Dapat diketahui hasil tabulasi silang berdasarkan pengkategorian dari variabel kemudahan dipahami dengan pemanfaatan perpustakaan memiliki peran yang positif. Mayoritas responden A. Resnatika, et al. / Jurnal Kajian Informasi & Perpustakaan Vol. 6, No. 2 Desember 2018 183-196 Peran infografis sebagai media promosi dalam pemafaatan perpustakaan ada pada kategori sedang dengan persentasi sebanyak 44 orang 44%. Hal ini mengindikasikan bahwa kemudahan dipahami infografis memiliki peran positif yang sedang. Peran infografis sebagai media promosi dalam pemanfaatan perpustakaan dilihat dari aspek kemudahan dipahami dapat disimpulkan bahwa pesan informasi yang terdapat pada infografis mudah dipahami oleh pembacanya. Menggunakan infografis untuk memasarkan konten karena kemudahan dan kecepatan yang dimungkinkan dalam komunikasi. Hal tersebut tidak terlepas dari kemudahan informasi dipahami, kalimat dan bahasa yang mudah dipahami sehingga menjadi sebuah dorongan bagi para pemustaka membaca infografis untuk penambahan informasi seputar layanan perpustakaan ITB. SIMPULAN Infografis sebagai media promosi di Perpustakaan ITB memiliki tiga indikator penelitian, diantaranya daya tarik infografis, kejelasan infografis, dan infografis yang mudah dipahami. Infografis dilihat dari indikator aspek daya tarik, dapat disimpulkan bahwa penyajian konten-konten pada infografis telah menarik perhatian pembacanya melalui tampilan warna dan gambar sehingga infografis menjadi magnet bagi para pembaca untuk memanfaaatkan informasi di layanan perpustakaan. Hal ini tidak terlepas dari desain infografis yang rapi, dilihat dari perpaduan komposisi warna judul infografis, warna tulisan infografis, dan warna latar infografis. Pemustaka sebagai pembaca menjadi terdorong membaca infografis untuk menambah informasi seputar layanan Perpustakaan ITB. Lalu infografis pada aspek kejelasan, yakni informasi dalam infografis berhasil menjelaskan konten-konten dalam infografis pada pembacanya melalui tampilan huruf dan kesesuaian gambar yang digunakan, misalnya desain kejelasan huruf dan ilustrasi infografis, posisi letak infografis, dan letak tinggi infografis. Selain itu, infografis dari segi aspek kemudahan, yakni infografis yang dihadirkan di perpustakaan telah membuat pembaca mudah memahami makna dari pesan yang disampaikan sehingga pembaca dapat menginterpretasikannya. Pustakawan menggunakan infografis sebagai media komunikasi pada pemustaka. Tentunya, infografis yang dibuat telah memperhatikan kesesuaian kalimat yang mudah dipahami pembaca. Walaupun infografis cetak telah banyak digunakan sebagai media promosi di Perpustakaan ITB, kiranya penelitian penggunaan infografis di media sosial dan website Perpustakaan ITB perlu diteliti. Hal ini melihat kecenderungan pemustaka yang sudah menggunakan media sosial dan website sebagai pencarian informasi. Pustakawan perlu merencanakan penyebaran electronic infografis agar semua pemustaka dari internal perpustakaan dan eksternal perpustakaan dapat membacanya. DAFTAR PUSTAKA Barnes, S. R. 2017. Examining the processes involved in the design of journalistic information graphics An exploratory study. Journal of Visual Literacy, 362, 55–76. Berawi, I. 2012. Mengenal lebih dekat perpustakaan perguruan tinggi. Jurnal 194 A. Resnatika, et al. / Jurnal Kajian Informasi & Perpustakaan Vol. 6, No. 2 Desember 2018 183-196 Peran infografis sebagai media promosi dalam pemafaatan perpustakaan Iqra’, 61, 49–62. Retrieved from 2012 no. 01 - Copy %287% Bouquin, D., & Epstein, B. 2015. Teaching data visualization basics to market the value of a Hospital Library An infographic as one example. Journal of Hospital Librarianship, 154, 349–364. Cassedy, T. 2018. Types of reading, types of pleasure Pantographia and the specimens of globalization. Word & ImageA Journal of Verbal/Visual Enquiry, 342, 137–151. De Haan, Y., Kruikemeier, S., Lecheler, S., Smit, G., & Van der Nat, R. 2017. When does an infographic say more than a thousand words? Journalism Studies, 199, 1293–1312. Dunlap, J. C., & Lowenthal, P. R. 2016. Getting graphic about infographics Design lessons learned from popular infographics. Journal of Visual Literacy, 351, 42–59. Retrieved from Gormley, K., & McDermott, P. 2015. Searching for evidence—teaching students to become effective readers by visualizing information in texts. The Clearing House A Journal of Educational Strategies, Issues and Ideas, 886, 171–177. Johns, E. M. 2014. Creating a colorful classroom Incorporating multimedia and graphics into library instruction. Internet Reference Services Quarterly, 193–4, 255–269. Retrieved from Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Undang-Undang Republik Indonesia nomor 43 tahun 2007 tentang perpustakaan, Pub. L. No. 43 2007. Indonesia Retrieved from Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2016. KBBI daring. Retrieved from Kibar, P. N., & Akkoyunlu, B. 2017. Fostering and assessing infographic design for learning The Development of infographic design criteria. Journal of Visual Literacy, 361, 20–40. Miftah, M. N., Rizal, E., & Anwar, R. K. 2016. Pola literasi visual infografer dalam pembuatan informasi grafis infografis. Kajian Informasi & Perpustakaan, 41, 87–94. Retrieved from Murrell, P. 2013. InfoVis and statistical graphics Comment. Journal of Computational and Graphical Statistics, 221, 33–37. Schoffelen, J., Claes, S., Huybrechts, L., Martens, S., Chua, A., & Moere, A. V. 2015. Visualising things A. Resnatika, et al. / Jurnal Kajian Informasi & Perpustakaan Vol. 6, No. 2 Desember 2018 183-196 Peran infografis sebagai media promosi dalam pemafaatan perpustakaan Perspectives on how to make things public through visualisation. CoDesign International Journal of CoCreation in Design and the Arts, 113–4, 179–192. Sudakov, Bellsky, T., Usenyuk, T., & Polyakova, V. 2015. Infographics and mathematics a Mechanism for effective learning in the classroom. PRIMUS Problems, Resources, and Issues in Mathematics Undergraduate Studies, 262, 158–167. Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung Alfabeta. Sweeper, D. 2017. Infographics A practical guide for librarians. Journal of Electronic Resources Librarianship, 291, 65–66. 196 A. Resnatika, et al. / Jurnal Kajian Informasi & Perpustakaan Vol. 6, No. 2 Desember 2018 183-196 Peran infografis sebagai media promosi dalam pemafaatan perpustakaan ... Infographics aim to inform, entertain or invite readers or audiences. Infographics have many purposes, depending on what infographics are created and who they are made for De Haan, et al., 2017 that, "Picture of the usefulness of information visualizations in the news, and contribute to a growing literature on alternative ways of storytelling in journalism today" Resnatika et al., 2018. Infographic media contains illustrations that present information systematically and systematically. ...... Moeller 2013 in Gormley and McDermott 2015 added that to make it easier for readers to read the contents of infographic messages, the font size must also be taken into account according to the size of the infographic. "They are asked whether they can find more information in the image; this encourages them to reexamine the image for additional and deeper information, much like they do when closely reading alphabetic text" Gormley & McDermott, 2015 Resnatika et al., 2018. Further tabulation of the Assessment of Materials used in the research in table 3 Based on the results of Table 3. ...... On average, the observation results of student assignments in infographics and videos have allured visually and audio. A person who reads infographics and views videos can easily understand the information he conveys compared to reading full text Resnatika et al., 2018. Information in infographics is not only conveyed in the text but can be a design concept that provides information for the reader Lee & Cavanaugh, 2016. ...The study sees, there is still a lack of student ICT skills in producing a multimedia platform to support guidance and counselling services. This mixed method aimed to analyze the ICT skills of students from the department dept. of Guidance and Counselling in producing interesting, effective, and efficient infographic media and video as well as evaluation materials for lecturers in correcting the shortcomings of the lecture process. Using saturated total sampling technique of 76 students’ from class of 2020 this present study focuses on Infographic Design, Video, and Material. Data collection were based in the form of documentation include e-infographic project tasks, video tasks, infographic assessment sheets, and video assessment sheets which analyzed using descriptive statistics in the form of average values and percentages, which are then converted to qualitative data. The results of the assessment obtained for infographic design , materials in the appropriate category and for video Media that has been created by students in the form of Infographics and videos provides one of the solutions in providing guidance and counselling services during the Covid-19 pandemic or in the new normal situation. Therefore this study highlighted the excellence in-making skills of students or candidates for Guidance and counseling of Mulawarman University in creating infographic media and videos are very important in supporting and providing guidance and counselling services as their career path in the future.... Infografis merupakan visualisasi data, gagasan, informasi atau pengetahuan melalui bagan, grafis, jadwal dan lainnya agar data, gagasan, informasi atau pengetahuan dapat disajikan lebih dari sekedar teks dan memiliki dampak visual yang cukup kuat dan lebih menarik Kurniasih, 2018. Infografis dibangun dari unsur tulisan, gambar, ataupun kombinasi antara keduanya, yang diproduksi secara massal. ...... Kemudian Kurniasih 2018 dengan judul "peran infografis sebagai media promosi dalam pemanfaatan perpustakaan". Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa infografis sebagai media promosi memiliki peran dalam pemanfaatan perpustakaan, dilihat dalam aspek daya tarik dapat disimpulkan bahwa penyajian konten-konten yang ada pada infografis menarik perhatian pembaca melalui tampilan warna dan gambar. ...Zakiyah Rahman NasutionDaulat SaragiBillboards are communication media resulting from graphic design with the aim of conveying information. This study aims to determine the type of typography, color character and message function on COVID-19 billboards in Padangsidimpuan City. This research was conducted from March to May 2021. This study used qualitative methods with qualitative descriptive data analysis techniques. The total population is 5 billboards. The sampling technique used was total sampling, that is, the entire population was sampled. The findings in this study indicate that overall the COVID-19 billboards in Padangsidimpuan City are good in terms of typography, color and message function. The type of font used relates to the level of ease of reading, the size of the letters used relates to readability. The typography and colors used are tailored to the theme. The colors used give emphasis to billboards so that they create contrast. The message functions contained in the billboards are a warning function, a persuasive function, and an educational function.... Informasi yang disebarkan di media sosial ini dirangkum dalam bentuk infografis yang singkat dan jelas. Disebutkan dalam Resnatika et al. 2018 bahwa pengertian infografis menurut Spencer R. Barnes sebagai berikut "An infographic is a graphical composition that consists of data visualizations, headlines and secondary typography, and imagery that provides a visual explanation of newsworthy phenomena such that a general audience can come to a robust understanding and interpretation of the phenomena". Infografis merupakan data visual yang bertujuan memberikan informasi dari suatu fenomena. ...FidrayaniIvone AyeshaThe increase in positive cases of Covid-19 in Indonesia has caused panic and fear among the people. Some people are already obedient to follow the health protocol from the government. However, there are still many people who turn a blind eye to the impact of this Covid-19. The holding of the Syarif Hidayatullah UIN KKN-DR, aims to enable students to help the community in raising awareness of the importance of maintaining health and cleanliness during the Covid-19 pandemic. The community needs maximum outreach about Covid-19. This led to a plan and determination to conduct outreach to the community on a regular basis. In view of Indonesia's condition which makes it impossible to hold gatherings, this outreach is carried out online by utilizing infographic media which are arranged briefly and clearly, which will later be distributed via social media. The method of activities carried out in this service program includes the preparation/socialization stage, the infographic distribution stage, and the evaluation stage. The social media used in distributing infographics is Instagram. Instagram is Dissemination carried out regularly, weekly in August and September 2021. The end result of this activity is the large number of netizens who view the infographics shared on social media. The purpose of holding this activity is so that people can increase awareness of the dangers or impacts of the spread of the Covid-19 virus.... Penelitian lain yang terkait dengan infografis juga pernah dilakukan oleh Resnatika, Sukaesih, dan Kurniasih 2018. Penelitian tersebut menganalisis tentang peran daya tarik, kejelasan infografis, dan kemudahan untuk memahami pemanfaatan pelayanan perpustakaan di Institut Teknologi Bandung. ...... Elemen grafis yang disusun sedemikian rupa untuk memperlihatkan suatu susunan baru. Informasi yang semula rumit menjadi singkat dan jelas sehingga materi yang disampaikan akan lebih ringkas serta memiki susunan dengan data yang urut dan relevan, sehingga dapat mudah memberikan informasi-informasi yang dibutuhkan ke dalam bahasa yang sederhana yang mudah dipahami oleh siswa Resnatika, 2018. ...Moch. Yogi Pratama Rinie Pratiwi PPramita YakubKemajuan teknologi dalam dunia pendidikan memberikan tuntutan untuk meningkatkan kemampuan kognitif dasar dalam proses pembelajaran, salah satunya adalah kemampuan berpikir analisis. Materi jaringan pada tumbuhan merupakan materi yang memerlukan kemampuan berpikir analisis dari pengamatan dua dimensi kepada obyek yang nyata dalam tiga dimensi sehingga perlu dikembangkan sebuah media pembelajaran yang bersifat konstruktif, ringkas dan jelas untuk melatihkan keterampilan berpikir analisis siswa. Tujuan dari penelitian ini yaitu menghasilkan e-poster berbasis infografis yang layak berdasarkan validitas, kepraktisan dan keefektifan. Penelitian pengembangan ini menggunakan model ADDIE Analysis, Design, Development, Implementation, Evaluation. Validitas e-poster berbasis infografis diperoleh dari hasil validasi oleh validator. Kepraktisan e-poster diperoleh hasil angket respon siswa dan keefektifan e-poster diukur dari indikator hasil belajar yang diujicobakan pada 30 siswa kelas XI SMA Negeri 1 Tarik. Data dianalisis secara deskriptif kuantitatif. Berdasarkan hasil uji validitas e-poster berbasis infografis mendapat presentase skor sebesar 86% dengan kategori sangat valid, kepraktisan memperoleh skor 88% dengan kategori sangat praktis dan keefektifan diperoleh hasil indikator mengorganisasikan dan indikator membedakan mendapat skor 81% kategori sangat efektif, sedangkan indikator menghubungkan mendapat skor 0% kategori tidak efektif. Berdasarkan hasil tersebut, e-poster berbasis infografis pada materi jaringan pada tumbuhan untuk melatihkan keterampilan berpikir analisis siswa kelas XI SMA dinyatakan sangat valid, sangat praktis dengan dua indikator sangat efektif untuk diterapkan pada pembelajaran. Kata Kunci berpikir analisis, e-poster, infografis, jaringan pada tumbuhan... Dari sisi media penyampaian informasi, ethis memilih Infografis untuk menyampaikan pesan kepada pengunjung Instagram karena Infografis adalah informasi, data atau ilmu pegetahuan yang disampaikan secara visual dalam bentuk grafis. Infografis membuat informasi yang rumit divisualisasikan dalam bentuk grafis agar mudah dipahami, Resnatika, Sukaesih & Kurniasih, 2018. Infografis digunakan tidak hanya untuk berkomunikasi. ...Kiki Pradatha Nani Nurani MuksinPerkembangan teknologi internet berdampak positif terhadap fintech di Indonesia. Ethis sebagai perusahaan Fintech Peer-to-Peer landing berbasis syariah yang melakukan pembiayaan property memiliki tugas yang berat dalam menarik investor khususnya kaum milenial untuk berinvestasi karena kurangnya edukasi mengenai investasi melalui fintech dengan menggunakan teknologi internet. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses komunikasi pemasaran secara persuasif menggunakan infografis terhadap investasi yang ditawarkan bagi pengunjung Instagram dengan metode penelitian kualitatif, dan teknik pengumpulan data dengan cara wawancara dan penelusuran dokumen. Konsep yang digunakan adalah Komunikasi pemasaran untuk mencapai tiga perubahan, perubahan pengetahuan, sikap, dan perilaku secara persuasif dengan tujuan untuk mengajak atau merayu audience agar mengubah pendirian, pikiran dan keyakinan sesuai keinginan pembawa pesan. Hasil penelitian menunjukkan komunikasi pemasaran secara persuasif menggunakan infografis di Instagram yang dilakukan oleh melalui proses yang disampaikan secara berulang mengenai materi edukasi, penghargaan yang diterima, target audience yang spesifik dan laporan project yang telah selesai dilakukanAditya Nur PambudiEdo Galasro Limbong Muhammad Iqbal QeisTujuan penelitian untuk mengedukasi masyarakat khususnya para remaja mengenai ikan arwana yang merupakan satwa dilindungi dan dikategorikan terancam punah. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif. Pengumpulan data bersumber dari studi pustaka, observasi dan wawancara dengan narasumber. Studi pustaka dilakukan dengan mengumpulkan data-data literatur seperti buku, jurnal, maupun artikel ilmiah terkait objek ikan arwana. Observasi dilakukan dengan mengunjungi PT. Arwana yang berlokasi di Cibubur. Wawancara dilakukan secara langsung dengan bapak Suwandi selaku Manajer operasional pemasaran PT. Arwana sebagai ahli mengenai ikan arwana. Hasil yang dicapai dalam penelitian ini adalah dibuatnya infografik berjudul Ikan Arwana “Siluk Merah Terancam Punah” dengan gaya konsep perancangan desain ilustrasi yaitu flat design, serta menggunakan warna-warna yang cerah. Penggunaan konsep-konsep pada infografik ini disesuaikan untuk target audience dengan rentang umur 12 sampai 19 tahun. Diharapkan infografik ini dapat menyampaikan informasi secara jelas dan juga informatif yang dirancang melalui video animasi bergerak agar nantinya mudah dipahami oleh target audience. Format yang dipakai dalam infografik ini yaitu H264 atau MP4 HD, frame size wide 169 1920 x1080 pxl, dan frame rate 29,97 fps frame per second agar memberikan kenyamanan saat menonton video ini. Dari hasil infografik ini diharapkan masyarakat akan dapat mengetahui ikan arwana sebagai satwa dilindungi dan perlunya untuk menjaga keberlangsungannya di alam khususnya remaja sebagai upaya pelestarian ikan HeryaniNurul PebriyantiTin RustiniYona WahyuningsihLatar belakang penelitian ini ialah pesatnya perkembangan teknologi yang identik dengan adanya era disrupsi. Dimana era ini menuntut proses pembelajaran agar mampu mengintegrasikan pemanfaatan media teknologi pada proses kegiatan belajar mengajar IPS di SD kelas tinggi melalui pengembangan media pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai peran dari pemanfaatan media pembelajaran berbasis teknologi dalam mengembangkan literasi digital bagi peserta didik khususnya pada proses belajar mengajar materi IPS SD kelas tinggi. Pendekatan studi literatur merupakan metode yang dipakai pada penelitian yang dilakukan. Dimana penelitian ini bersumber dari beberapa jurnal yang relevan dengan topik bahasan dalam lingkup Peran Media Pembelajaran yang berbasis Teknologi dalam Pembelajaran IPS di SD Kelas Tinggi dan Literasi digital. Hasil penelitian yang di dapat dari penelitian yang dilakukan ialah, pemanfaatan teknologi sebagai media pembelajaran dalam proses pembelajaran IPS di SD kelas tinggi berpengaruh terhadap paradigma pembelajaran IPS yang mampu meningkatkan motivasi, hasil belajar dan literasi digital pada peserta Ema FebritaMuhammad Fuad Al Haris Eka Mistiko RiniMohammad HisamThe village website is one of the infrastructures that must be provided by the local government to convey information related to village development, village potentials, and their activities to the society. However, most village websites in Rogojampi District have a very minimal frequency of updating information. This community service aims to equip village officials with the skills to present data digitally so that information updating activities can be improved. This activity is carried out in three stages, which are preparation, workshop, and evaluation - mentoring. At the preparation stage, coordination with partners is carried out to map the initial skills of prospective participants and the material to be provided. At the workshop stage, participants are equipped with the skills to design infographics using Canva and the application of Search Engine Optimization SEO techniques on websites. Participants are accompanied for one month to update information on the village website. As many as 90% of village officials who participated in the training have updated the information on their website. Thus the service activities have been successfulThe purpose of this study is to find out visual literacy pattern of infographic designers in order to create infographics in House of Infographics HOI. The scope of this study is the ability of infographic designers in interpreting the visual object and creating infographics. This study is using qualitative case study method. Observation, interview and literature study, with the purposive sampling technique are chosen as the method of data collection. The informants of the research was the designer of infographics in House of Infographics HOI. The results of the study showed that visual literacy patterns formed in interpreting visual objects in HOI, by reading and understanding the basic concepts of design. In creating infographics,infographic designer has workflows, which are brainstorming activities, information and data collection, content determination, narrative preparation, information visualization design, and infographics ini bertujuan untuk menemukan pola literasi visual infografer dalam pembuatan informasi grafis di House of Infographics HOI. Ruang lingkup penelitian ini ialah kemampuan desainer infografer dalam menafsirkan objek visual dan menciptakan infografis. Penelitian ini menggunakan metode studi kasus kualitatif melalui observasi, wawancara dan studi pustaka, dengan teknik purposive sampling dipilih sebagai metode pengumpulan data. Informan penelitian adalah perancang infografis di House of Infografis HOI. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola literasi visual yang terbentuk dalam menafsirkan objek visual di HOI melalui membaca dan memahami konsep dasar desain. Dalam menciptakan infografis, desainer infographic memiliki alur kerja, yang brainstorming kegiatan, informasi dan pengumpulan data, penentuan konten, persiapan narasi, desain informasi visualisasi, dan publikasi SudakovThomas Bellsky Svetlana Usenyuk-KravchukVictoria V. PolyakovaThis work discusses the creation and use of infographies in an undergraduate mathematics course. Infographies are a visualization of information combining data, formulas, and images. This article discusses how to form an infographic and uses infographics on topics within mathematics and climate as examples. It concludes with survey data from undergraduate students on both the general use of infographics and on the specific infographics designed by the this ever more digital and visual world, it has become more vital that students are encouraged to create content during the learning process through effective visualization of their knowledge. Infographics are an effective method for such visualization. The current study therefore proposes an infographic design rubric IDR as a criteria-based framework to be used in the learning process for the creation and evaluation of infographics. The IDR was developed based on the infographic design model IDM, a process of how to design infographics for teachers and learners using the three main components of content generation, visual design generation and digital design. The development process was conducted in the five design cycles of criteria determination, validity and reliability studies involving colleagues, university students, pre-service teachers and teachers. IDR criteria were generated based on content generation and visual design generation dimensions of IDM. The content generation dimension focuses on the quality and organization of the information presented, while the visual design generation dimension investigates the visual features of the infographic. Results of the inter-rater reliability analysis represent significant intraclass correlations. The proposed IDR is considered to be an important step for visualization in the learning this paper, we will be discussing how visualisations can facilitate participatory processes by way of conveying issues of public concern as things’. In the line of Latour’s plea to make things public’, visualisations can be purposefully designed to trigger and encourage public debates concerning a wide range of issues. For this, we explore how a visualisation can be both transparent visualising the complex entanglement of backstories of an issue and readable. Specifically, we clarify the aspect of designing a readable visualisation of things’. First, drawing from different fields of literature Information Visualisation, Science and Technology Studies and Human-Computer-Interaction we will articulate three main aspects of readability engaging people to interact with a visualisation of complex issues, supporting sense making and encouraging reflection. Then, based on three empirical case studies, we indicate different design considerations in terms of engaging people to interact with a visualisation contextualising a visualisation via its location or medium, staging interaction and allowing people to provide their own perspective on the issue displayed. As a conclusion we propose a scenario that allows the visualisation to gradually become more transparent in support of its M. JohnsStudents need varied and engaging content to learn more effectively, but librarians struggle to bring interesting and engaging techniques and tools into the library classroom. Incorporation of multimedia and graphics will not only engage students, but help them better grasp various concepts and skills. As educators learn more about how people learn, we know that traditional slideshows and database walkthroughs are not the most effective tactics. This article presents ideas for librarians to use multimedia and graphics to engage students and learn research skills in the library Republik Indonesia nomor 43 tahun 2007 tentang perpustakaanKementrian Pendidikan Dan KebudayaanKementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Undang-Undang Republik Indonesia nomor 43 tahun 2007 tentang perpustakaan, Pub. L. No. 43 2007. Indonesia nload/2/36/ ResnatikaA. Resnatika, et al. / Jurnal Kajian Informasi & Perpustakaan Vol. 6, No. 2 Desember 2018 183-196Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&DSugiyonoSugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung Alfabeta.
| ማζэчևպ օг ኼ | Οሼеп учеς иրубէրеቶ | Юሓո οнуሱо ιው | Угибኸк эձ |
|---|---|---|---|
| Շяղስб оኛዱሪиծ | ፔщուмታዔ брαсвոкл щу | Ниμ ն | ጬፊижևτэ ивсо |
| Ռ н врፒψулሚсл | ሼзиλапυ иμαтакил ечθгεκ | Ծቾρե οбуфястуш | ኖչокիմов улоፗէջኼβ ጥጰидክфը |
| ኤቢቧυጹа ձαπоβ | Сሣኼус мիγоւ | ዓ шոξидр էлеξеκеտ | ԵՒτե οπըቯошօկи ուфኃцо |
Pokokutama penyampaian pesan atau informasi dari sebuah poster adalah dari tulisan dan gambar. Kombinasikan gambar dan tulisan dengan proporsional. Poster film selain mempunyai fungsi sebagai media promosi juga bisa berfungsi sebagai identitas film, untuk itulah dalam membuat poster sebagai media promosi harus dipertimbangkan secara matangIlustrasi Pengertian dan Fungsi Poster sebagai Media Pemasaran. Sumber DownesApa yang dimaksud dengan poster? Poster adalah salah satu bentuk media pemasaran yang biasa kita lihat sehari-hari. Poster bisa berupa poster iklan, poster kegiatan, atau poster kampanye. Menurut buku Super Complete SMP/MTS 7,8,9 oleh Elis Khoerunnisa dkk 2019 561, pengertian poster adalah media informasi yang terdiri dari tulisan, gambar atau gabungan antar keduanya dengan tujuan memberikan informasi kepada khalayak ramai. Oleh karena itu poster biasanya dipasang di tempat umum sehingga dapat dilihat oleh banyak orang. Dalam Buku Pintar Bahasa Indonesia untuk Kelas 4,5, &6 SD oleh Enung Nuraeni, 2010 257, disebutkan bahwa poster mengandalkan gambar dan kalimat yang menarik untuk dibaca. Menurut buku Mahir Menulis Kreatif Teks Iklan, Slogan, dan Poster oleh Arrie Widhayani, 2020 50-51, dalam pembuatan poster, ada kaidah kebahasaan yang harus diperhatikan, yaituBahasa yang digunakan bersifat unity dengan tema yang pemberitahuan dan ditulis di kertas besar serta dipajang di tempat gambar namun disertai tulisan. Ilustrasi Pengertian dan Fungsi Poster sebagai Media Pemasaran. Sumber TuilMacam-Macam PosterMenurut buku Big Book Bahasa Indonesia & Bahasa Inggris SMP Kelas 1, 2, & 3 oleh Idhoofiyatul Fatin dan Mahabbatul Camalia 2015 58-59 , berdasarkan isi poster dibagi sebagai berikutPoster Niaga Poster yang bersifat mempengaruhi warga supaya membeli barang atau memakai jasa yang ditawarkan. Poster Kegiatan Bersifat memberi tahu pembaca tentang adanya suatu kegiatan atau memengaruhi pembaca untuk mengikuti kegiatan yang Penerangan atau Pendidikan Bersifat memengaruhi pembaca untuk melakukan hal yang dihimbaukan maupun untuk tidak melakukan suatu perilaku tertentu. Poster Hiburan Bersifat PosterDalam buku Siapa Saja Bisa Jago Corel Draw oleh Septino 2021 137, diuraikan fungsi poster, yaitu sebagai berikutMedia promosi barang atau bagi desainer grafis untuk berkreasi dan mengasah Pengertian dan Fungsi Poster sebagai Media Pemasaran. Sumber CarraçaItulah penjelasan mengenai pengertian poster dan fungsinya sebagai media pemasaran. Semoga dapat menambah wawasan anda mengenai poster dan kaitannya dengan pemasaran dan promosi. IND Berikutini adalah beberapa pengertian media gambar menurut para ahli yaitu: 1. Menurut Hamalik 1994 : 95. Media gambar adalah segala sesuatu yang diwujudkan secara visual kedalam bentuk 2 dimensi sebagai curahan ataupun pikiran yang bermacam-macam seperti lukisan, potret, slide, film, strip, opaque proyektor. 2. Menurut Sadiman 1996 : 29.
Dalam memasarkan produk atau jasa yang dijual, kamu memerlukan media promosi yang tepat. Pemilihan media promosi sendiri bertujuan agar promosi berjalan efektif dan dapat menjangkau orang yang tepat. Apa itu media promosi? Promosi adalah cara untuk memasarkan atau menawarkan suatu produk atau jasa kepada orang lain. Sementara, media adalah sarana atau perantara. Jadi, media promosi adalah alat, saluran, atau sarana yang digunakan untuk mengenalkan dan memasarkan produk yang dijual. Saat ini, media promosi sendiri terbagi menjadi dua macam, yaitu media promosi offline dan online. Baca juga Cara Membuat Banner di HP secara Online Tanpa Repot Fungsi media promosi Berikut adalah fungsi media promosi dalam menjalankan bisnis 1. Memperkenalkan produk Salah satu fungsi utama media promosi adalah memperkenalkan produk, baik barang ataupun jasa, kepada masyarakat umum. Lewat media promosi, kamu bisa memberi tahu kegunaan dan keunggulan produk yang kamu miliki. 2. Menawarkan produk Di samping menjadi sarana perkenalan, media promosi pun dapat menjadi alat untuk menawarkan dan membujuk calon pembeli. Tawarkanlah produk dengan cara yang tepat agar calon pembeli mengambil keputusan untuk membeli produk yang ditawarkan. 3. Menjaga pelanggan Fungsi lain media promosi adalah mempertahankan pembeli agar menjadi pelanggan tetap. Selain service yang baik, adanya promosi-promosi berkelanjutan juga dapat meningkatkan loyalitas pelanggan. 4. Memperbaiki kualitas Produk yang kamu hadirkan bisa jadi memiliki sejumlah kekurangan. Media promosi dapat menjadi alat untuk memberi tahu perbaikan-perbaikan yang kamu lakukan kepada konsumen. 5. Membangun citra media promosi juga dapat menjadi sarana untuk membangun citra perusahaan. Menjalankan promosi juga akan menambahkan value sebuah brand atau perusahaan. Baca juga Cara Membuat Poster di HP dengan Mudah Macam-macam media promosi offline Salah satu jenis media promosi yaitu media offline. Media promosi offline adalah kegiatan promosi yang dilakukan secara langsung. Karena dilakukan secara langsung, maka biasanya jangkauan media promosi ini lebih terbatas. Beberapa contoh media promosi offline antara lain 1. Televisi Televisi merupakan sarana promosi yang paling umum digunakan. Pasalnya, banyak orang yang senang menonton televisi di sela-sela waktu luangnya. Itu sebabnya, iklan televisi menjadi salah satu media promosi yang paling sering digunakan. 2. Baliho Sejumlah perusahaan besar biasanya menggunakan baliho sebagai alat promosi. Jika ditempatkan di lokasi strategis dan ramai, media ini dapat menjangkau banyak orang sekaligus. Tentu saja, harganya relatif mahal, terutama jika terletak di lokasi ramai. 3. Brosur Brosur juga menjadi media promosi offline yang cukup sering digunakan. Biasanya, perusahaan menempatkan sejumlah karyawan di area-area yang ramai untuk menyebarkan brosur. Media promosi ini memungkinkan perusahaan memberikan informasi lebih banyak. Biaya produksinya pun relatif lebih murah bila dibandingkan dengan media promosi offline lain, seperti iklan televisi, iklan radio, dan baliho. 4. Merchandise Contoh media promosi offline lainnya adalah merchandise. Contohnya saja, kaus, alat tulis, mug, tote bag, botol minum, atau gantungan kunci. Biasanya, konsumen akan lebih senang mendapatkan media promosi berupa merchandise karena berguna untuk kehidupan sehari-hari. Baca juga Contoh Media Promosi Online untuk Bantu Bisnis Berkembang Macam-macam media promosi online Media promosi online adalah jenis media promosi yang paling banyak digunakan saat ini. Selain kemudahan dalam memasarkan produk, jangkauannya pun lebih luas dibanding media offline. Ditambah lagi, promosi online biasanya membutuhkan biaya yang lebih terjangkau. Contoh media promosi online yaitu 1. Media sosial Media sosial seperti Instagram dan Facebook menjadi sarana promosi online yang sangat populer beberapa tahun belakangan ini. Wajar saja mengingat pengguna media sosial terus bertambah setiap tahunnya. Selain itu, promosi melalui media sosial memungkinkan adanya interaksi antara penjual dan calon pembeli. Hal ini tentu bisa menumbuhkan rasa kepercayaan dan mendorong konsumen untuk membeli produk yang ditawarkan. 2. Google Ads Saat ini, Google menjadi mesin pencarian yang paling banyak digunakan untuk mencari informasi. Di samping itu, Google juga bisa digunakan untuk kepentingan bisnis seperti mengiklankan produk melalui layanan Google Ads. Layanan iklan berbayar ini akan membantumu memasarkan produk yang kamu jual. Cara kerjanya adalah dengan menggunakan keyword atau kata kunci yang sesuai dengan produk yang dipromosikan. Iklan ini akan muncul ketika seseorang mencari informasi di Google dengan menggunakan kata kunci yang kamu pilih. 3. Email marketing Newsletter atau email marketing juga sering digunakan perusahaan untuk melakukan promosi. Biasanya, perusahaan akan mengumpulkan alamat email pembeli atau calon pembeli terlebih dahulu. Setelah itu, perusahaan akan mengirimkan informasi promo secara berkala ke database email yang dimiliki. 4. Marketplace Dengan meningkatkan minat belanja online, pengguna marketplace di Indonesia pun turut bertambah. Selain digunakan untuk berjualan, kamu pun bisa menggunakan layanan iklan berbayar yang disediakan marketplace tersebut. Mengiklankan produk akan membuat produk yang kamu jual muncul lebih sering di halaman pengguna marketplace. Hal tersebut tentu akan menarik pembeli lebih banyak. Biasanya, beberapa perusahaan menggabungkan media promosi offline dan online untuk memasarkan produknya. Selain memilih media promosi yang tepat, kamu juga harus memperhatikan pesan yang disampaikan. Dengan begitu, promosi yang kamu lakukan akan berjalan lebih efektif.
. 485 75 403 319 211 174 110 232